Kepualuan Tempat Naga, Ternyata memang ada....!
Mungkin sebagian dari kalian pernah mendengar kepulauan tempat naga. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa pulau itu adalah Mitos. Ternyata guys pulau tersebut memang benar benar ada lho...
Di Kepulauan Sunda Kecil, yang membentang di Laut Jawa, ada tempat-tempat di peta yang sah saja ditandai dengan tanda peringatan kuno yang dipakai para pembuat peta di zaman pertengahan: di sini ada naga.
Naga-naga ini memang tidak menyemburkan napas api atau terbang, tetapi mereka tidak kalah menakjubkannya atau tidak kalah berbahayanya dari rekan sesama mitos mereka. Dengan panjang sampai tiga meter dan berat sampai 70kg, hewan-hewan ini dapat lari dengan kecepatan 29km/jam untuk menangkap mangsa.
Setelah mereka mendapatkan kerbau, atau rusa, di rahangnya, mereka menyuntikkan antikoagulan yang mengandung racun jauh ke dalam luka, sehingga mempercepat kehilangan darah. Akibatnya sang korban mengalami pendarahan besar sampai menghadapi kematian yang menyeramkan -mungkin nasibnya ini lebih buruk daripada dibakar oleh api naga.
“Ini merupakan sistem gudang senjata terkombinasi,” kata Bryan Fry dari Universitas Queensland di Brisbane, Australia. “Mereka memiliki gigi sebagai senjata utama, jika mangsanya tidak langsung mati karena pembuluh paha yang putus terpotong, maka si mangsa akan mengalami pendarahan terus sampai darahnya habis dan mati.”
Para monster zaman modern ini adalah naga Komodo (Varanuskomodoensis). Mereka hanya hidup di Pulau Rinca, Gili Motang, Nusa Kode, Flores, dan Komodo.
Sebagai kadal paling besar di dunia, Komodo diyakini merupakan pesintas terakhir dari kadal raksasa yang berkeliaran di seluruh Australia jutaan tahun yang lalu. Para ilmuwan percaya bahwa naga-naga ini kemudian menyebar ke arah barat dan mencapai pulau-pulau di Indonesia sekitar 900.000 tahun lalu.
Dengan demikian, mereka berhasil bertahan hidup melewati zaman es, meningkatnya level permukaan laut, dan begitu banyaknya gempa bumi serta tsunami yang menyusul yang menyerang pulau-pulau Sunda Kecil.
Taman Nasional Komodo
Namun, terlepas dari daya tahan yang mereka miliki, pada akhir tahun 1970-an para pakar mulai khawatir akan kemampuan bertahan hidup dari naga-naga ini.
Pada abad sebelumnya, para pemburu menangkap Komodo dan menjualnya ke kebun binatang serta pengoleksi hewan pribadi. Bahkan setelah praktik ini dihentikan pun, para pemburu tetap mencari mereka sebagai 'piala' atau dibunuh untuk diambil kulit dan kakinya.
Pada tahun 1980, didorong keinginan melestarikan naga ikonik ini, Indonesia membangun Taman Nasional Komodo yang luasnya mencapai 1.810 kilometer persegi.Akibatnya Serikat Internasional untuk Konservasi Daftar Merah Alam mengkategorikan naga-naga ini sebagai ‘Rentan’ dan perdagangan internasionalnya dilarang oleh Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka.
Taman ini, yang melingkupi tiga pulau besar yaitu Komodo, Rinca dan Padar, serta sejumlah pulau lain yang lebih kecil, dideklarasikan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1986.
Upaya konservasi yang berhasil membuat populasi naga Komodo tampak stabil dengan angka sekitar 3.000, dan kebanyakan tinggal di Pulau Komodo dan Rinca.
Setelah bertahan selama beberapa dasawarsa dari kejaran manusia, kelihatannya untuk saat ini Komodo selamat dari kepunahan. Namun jumlah Komodo betina yang bertelur sangat rendah dan ancaman buruk lain mengintai di kejauhan.
Tapi apakah naga-naga ini akan dapat bersintas dalam jangka waktu panjang, dan tidak seperti nenek moyang mereka –goanna raksasa legendaris yang panjangnya mencapai tujuh meter? Tidak ada jaminan.
Awalnya saya juga gak percaya tapi setelah baca itu sekarang saya percaya bener... Kalo menurut kalian guys ???
Comments
Post a Comment